Monday, September 27, 2010

not about what, but how

Hari ini aku ada kelas tambahan untuk pengayaan kelas IX. Selama 2 x 40 menit tadi kugunakan untuk memperkenalkan SKL dengan beberapa contoh soal dari try out beberapa tahun sebelumnya. 

I just encouraged them to start the learning with a positivity in mind and hopefully they will keep their  enthusiasm like what I saw today. Semangat!!!! ^^ 

Ketika berbaring sore tadi, sesuatu melintas di benakku, sesuatu yang sudah sering muncul. Aku teringat akan guru-guruku di sekolah. Aku tak ingat secara pasti materi yang diajarkan oleh mereka, tapi yang masih teringat adalah cara mereka 'mengajar'. 

Ibu Maria adalah sosok yang masih lekat membekas di hatiku. Guru bahasa Indonesia ini bagiku adalah seorang yang encouraging, pemberi semangat. Beliau selalu berusaha memacu murid-muridnya untuk mengembangkan talentanya ke dalam wujud konkrit. Sebagai guru bahasa Indonesia, secara khusus beliau menyemangati kami untuk menulis.  Entah bagaimana awalnya, tapi itulah yang kuingat. Beberapa dari kami, teman-teman seangkatanku telah menunjukkan hasilnya ketika itu, ada yang menang lomba karya tulis tentang Korea, ada yang masuk opini pembaca di koran, ada yang mengikuti lomba karya tulis dan beberapa hal lagi yang lain. Bahkan setelah angkatanku lulus, aku mendengar banyak lagi prestasi dalam bidang tulis-menulis dicapai. Dalam dirinya aku melihat kesungguhan dalam mengajar. Beliau nampak selalu bersemangat dan cermat. Beberapa teman mengatakan aku adalah salah satu anak kesayangannya. Ah, aku tersenyum mengingatnya. Akupun tak malu mengatakan bahwa, She is one of my favourite teachers. ^^v Beliau juga adalah salah satu orang yang mendorongku untuk terus menulis. Kini, beliau masih bertugas di sekolahku yang dulu. Kami beberapa kali bertemu. Kalau dulu sebagai  murid, sekarang sebagai sesama pengajar. Wah... can't describe how does it feel.

Ibu Siti Muawanah adalah wali kelasku ketika duduk di bangku SMP kelas 1 dan 3 [ VII dan IX ]. Yang langsung kuingat dari beliau adalah kacang hijau. ^^v. Dulu ketika kelas 3 kami ada pelajaran tambahan yang dimulai pukul 6.30 [ah sekarang aku mengerti betapa repotnya bapak ibu guruku dulu harus masuk begitu paginya, thanks teachers]. Kebanyakan dari kami belum sempat sarapan pagi dan dengan kerelaan hati ibu wali kelas kami ini beberapa kali membawakan seplastik bubur kacang hijau untuk kami anak walinya. Wah, that's wonderful. Ya, lebih dari itu, beliau adalah sosok guru yang keibuan, perhatian dan sabar. Aku ingat juga kami sekelas pernah bertandang ke rumah beliau ketika hari LEEBARAN dan tentu saja kami disambut dengan hangat dan penuh hidangan yang nikmat ^^v.

Itulah beberapa guru yang sangat berkesan bagiku. Sekali lagi bukan  materi yang beliau sampaikan yang lekat di pikiranku, namun bagaimana beliau meunjukkan perannya sebagai seorang guru. Ada kasih yang mengiringi tindakannya. Bukan berarti aku mengecilkan peran bapak ibu guru yang lain, each of them is unique and they must have touched different students with their special characteristics. And for me there are some teachers that have left more footprints than the others.

Akupun teringat akan apa yang sekarang aku kerjakan. Sepuluh tahun dari sekarang mereka mungkin sudah tak akan ingat materi apa yang aku sampaikan, bahkan mungkin mereka sudah lupa kalau aku pernah menjadi gurunya. Namun apapun itu aku akan terus  melakukan tugasku. Aku berdoa kiranya apa yang aku lakukan bisa menjadi hal yang baik, setidaknya buat satu pribadi dari mereka.

Bless me, Lord. Amen.

No comments: