Wednesday, September 29, 2010

20 random things today...
  1. experienced light earthquake [lindhu_javanese] while sleeping
  2. helped ibu preparing the soup [with corn is always better ^^v]
  3. sent short messages to some friends at TT [ miss u all ]
  4. learnt that the koperasi sekolah is managed by the right skillful people
  5. had some conversation with my teacher in my junior high school, remembering some past and what's happening now 
  6. got an offer to be a contributor for school bulletin  
  7. was careless to leave phone at my friend's desk [thanks to Bu Nugrah & and; friends for saving it]
  8. had a remedial with my students
  9. had shopping at Alfa Mart  - fast-not many choices  
  10. the newest lurik uniform was done today, ready to wear ^^v 
  11. my left foot was stung by a bee, ouch.... ~.~ 
  12. laughed out loud watching uya memang kuya :p 
  13. sent mms for it's elly's b-day
  14. took a nap from 3 to 6
  15. wore yahalom t-shirt with my cartoon face ^^v 
  16. re-read some of her written prayers 
  17. had a short chit chat with arya, jo and bk thru' ym 
  18. consumed a sachet of tolak angin and a bottle of uc 1000 vit c [at different time of course :p]
  19. enjoyed nichole c. mullen videos and songs downloaded by my bro, great songs
  20. some elements have been added to my blog page ^^v
Thanks Lord for all of the random things... 

Monday, September 27, 2010

not about what, but how

Hari ini aku ada kelas tambahan untuk pengayaan kelas IX. Selama 2 x 40 menit tadi kugunakan untuk memperkenalkan SKL dengan beberapa contoh soal dari try out beberapa tahun sebelumnya. 

I just encouraged them to start the learning with a positivity in mind and hopefully they will keep their  enthusiasm like what I saw today. Semangat!!!! ^^ 

Ketika berbaring sore tadi, sesuatu melintas di benakku, sesuatu yang sudah sering muncul. Aku teringat akan guru-guruku di sekolah. Aku tak ingat secara pasti materi yang diajarkan oleh mereka, tapi yang masih teringat adalah cara mereka 'mengajar'. 

Ibu Maria adalah sosok yang masih lekat membekas di hatiku. Guru bahasa Indonesia ini bagiku adalah seorang yang encouraging, pemberi semangat. Beliau selalu berusaha memacu murid-muridnya untuk mengembangkan talentanya ke dalam wujud konkrit. Sebagai guru bahasa Indonesia, secara khusus beliau menyemangati kami untuk menulis.  Entah bagaimana awalnya, tapi itulah yang kuingat. Beberapa dari kami, teman-teman seangkatanku telah menunjukkan hasilnya ketika itu, ada yang menang lomba karya tulis tentang Korea, ada yang masuk opini pembaca di koran, ada yang mengikuti lomba karya tulis dan beberapa hal lagi yang lain. Bahkan setelah angkatanku lulus, aku mendengar banyak lagi prestasi dalam bidang tulis-menulis dicapai. Dalam dirinya aku melihat kesungguhan dalam mengajar. Beliau nampak selalu bersemangat dan cermat. Beberapa teman mengatakan aku adalah salah satu anak kesayangannya. Ah, aku tersenyum mengingatnya. Akupun tak malu mengatakan bahwa, She is one of my favourite teachers. ^^v Beliau juga adalah salah satu orang yang mendorongku untuk terus menulis. Kini, beliau masih bertugas di sekolahku yang dulu. Kami beberapa kali bertemu. Kalau dulu sebagai  murid, sekarang sebagai sesama pengajar. Wah... can't describe how does it feel.

Ibu Siti Muawanah adalah wali kelasku ketika duduk di bangku SMP kelas 1 dan 3 [ VII dan IX ]. Yang langsung kuingat dari beliau adalah kacang hijau. ^^v. Dulu ketika kelas 3 kami ada pelajaran tambahan yang dimulai pukul 6.30 [ah sekarang aku mengerti betapa repotnya bapak ibu guruku dulu harus masuk begitu paginya, thanks teachers]. Kebanyakan dari kami belum sempat sarapan pagi dan dengan kerelaan hati ibu wali kelas kami ini beberapa kali membawakan seplastik bubur kacang hijau untuk kami anak walinya. Wah, that's wonderful. Ya, lebih dari itu, beliau adalah sosok guru yang keibuan, perhatian dan sabar. Aku ingat juga kami sekelas pernah bertandang ke rumah beliau ketika hari LEEBARAN dan tentu saja kami disambut dengan hangat dan penuh hidangan yang nikmat ^^v.

Itulah beberapa guru yang sangat berkesan bagiku. Sekali lagi bukan  materi yang beliau sampaikan yang lekat di pikiranku, namun bagaimana beliau meunjukkan perannya sebagai seorang guru. Ada kasih yang mengiringi tindakannya. Bukan berarti aku mengecilkan peran bapak ibu guru yang lain, each of them is unique and they must have touched different students with their special characteristics. And for me there are some teachers that have left more footprints than the others.

Akupun teringat akan apa yang sekarang aku kerjakan. Sepuluh tahun dari sekarang mereka mungkin sudah tak akan ingat materi apa yang aku sampaikan, bahkan mungkin mereka sudah lupa kalau aku pernah menjadi gurunya. Namun apapun itu aku akan terus  melakukan tugasku. Aku berdoa kiranya apa yang aku lakukan bisa menjadi hal yang baik, setidaknya buat satu pribadi dari mereka.

Bless me, Lord. Amen.

Sunday, September 26, 2010

"Hold on, one.. two.. three.." -- CLICK


Sore tadi waktu membereskan kamar, aku membuka album kecil warna merah muda dan berhenti pada sebuah foto. I love it so much. [ too bad because the loading was hard, I would load it later :( ]
Sejak kecil aku sudah cukup familiar dengan kegiatan berpose di depan kamera. Masih terekam dalam ingatanku kala itu ada tukang foto keliling di daerahku, seorang pria muda dengan postur tubuh tinggi, agak kurus dan kalem, begitu sepertinya penampakannya. Beberapa kali ketika beliau lewat, maka bapakku akan memintanya memfoto kami (aku, adik pertamaku, dan ibuku – baru kusadari kalau bapakku yang paling jarang ikut foto). Entah bagaimana perasaaku saat itu, yang jelas setiap kali mau foto pasti akan ganti baju, merapikan rambut dan berpose ala anak kecil jaman dulu (pose standard, belum zaman narsis ^^). Masih aku ingat suatu hari aku memakai kaos biru berkerah bergambar Donal Bebek dimasukkan dengan celana panjang jeans warna biru. Rambutku yang masih pendek dan cukup berombak tanpa poni disisir rapi oleh ibuku. Lalu aku  berpose di dua kali; sendirian dan bareng ibu dan adikku. Yang terakhir ini adikku nangis waktu mau difoto, akhirnya dia digendong ibu. Ah, sayang fotonya sudah rusak... :(


Kemudian kami sekeluarga juga beberapa kali berfoto bersama di studio foto, Foto Kencana, sampai sekarang masih ada, di shopping center lantai dua. Pernah dalam salah satu foto itu aku ‘merem’, maka pada foto selanjutnya aku buka mataku lebar-lebar. Ah, akhirnya hasilnya mataku tampak melotot serius ^^v.


Entah bagaimana ceritanya, kebiasaan kami berfoto bersama di studio berhenti. Terakhir kali seingatku terjadi waktu aku kelas VI. Aku pakai rok merah kotak-kotak favoritku. Meski tidak bersama seluruh anggota keluargaku, kadangkala bapakku masih membawaku berfoto ke studio, selain untuk pas foto tentunya, contohnya sewaktu kelulusan SD dan SMP. Untuk SMA, aku berfoto dengan trofi juara 2 hasil ikut lomba karya tulis tentang NARKOBA. Ah, rupanya kebiasaanku merekam sesuatu itu menurun dari bapak. Thank’s Dad. I’m just like you, then.

Semasa SMP dan SMA tak banyak foto yang kucetak ^^v. Kebiasaan berfoto ria dimulai lagi ketika masa kuliahku hampir selesai. Ketika itu bersama dengan sobatku, Afianie, kami mengabadikan sudut-sudut kampus. Bukan kamera digital yang kami pakai, melainkan kamera analog dengan filmnya. Kameraku ini, CANON PRIMA BF-800 28mm, masih kusimpan, meski sudah hampir tak pernah dipakai lagi. ^^




Kemudian ketika bekerja di Semarang, kebiasaan memfoto dan difoto-ku semaking berkembang. Mulai dengan kamera di Z610i ku, pinjam kamera saudaraku sampai akhirnya pakai kamera digital CANON juga yang dibeli ibu. Berapa banyak kumpulan fotoku? Banyak pokoknya ^^v


Banyak hal terjadi, terkenang, tersurat dan tersirat lewat potongan-potongan gambar itu. Mungkin lain kali akan kutulis lewat posting tersendiri. Yang pasti aku sangat menikmatinya.


Nah, kembali ke foto awal yang kuupload tadi. Foto ini diambil sekitar tujuh bulan yang lalu. This was the latest time I had photo at a studio. Hari yang istimewa buatku. Sore itu sepulang kerja kami beriringan menuju Citra Land, M-Studio, tepatnya. Kami sempatkan untuk berganti baju (minimal atasannya) dan touch up. Wah, ternyata sangat seru beraksi di depan kamera studio secara keroyokan. Berbagai pose kami coba, entah atas arahan sang fotografer atau kreasi sendiri.  Pokoknya, tak kalah seru dari pose murid-murid kami ^^v. Ini salah satu hasil yang paling kusuka. Sttt, ini ada efek anginnya lho.


Inilah anggota “The E-Team,” formasi lengkap English Teachers, teman-teman seperjuanganku di SMPK Tri Tunggal Semarang. This moment was especially dedicated for  me, as a keepsake before I left my previous workplace. I’m so touched and impressed. Everytime I look at these pictures, I remember you all, remember all time we have spent together to teach, to have a subject meeting, to joke around, to think critically, to care about each other, to share and understand God’s ways, many things.. Hope someday we can do this thing again ^^v.


Seperti kata Pak Mukhid, guru seni rupa, sebuah gambar itu kalau dibaca bisa menghasilkan puluhan bahkan ratusan lembar cerita. Aku membuktikannya, seperti malam ini. Awalnya aku hanya melihat foto ini, lalu  meluncurlah kata-kata sepanjang posting yang kuketik di sini.

Look at one picture you have and see how much it tells you about people around you. Trust me, it means a lot. ^^v

Saturday, September 25, 2010

Agents to virtual world


Aku mengenal internet ketika sudah memasuki jenjang SMU. Dua orang teman yang aku ingat jelas mengenalkan dan membimbingku yang tak tahu apa-apa, Darlene dan Elly. Dengan mereka aku membuat e-mail pertamaku,  yang salah satunya  sampai saat ini masih kupakai.


Tak banyak yang kulakukan selain mengirim e-mail atau e-greetings kepada teman-teman sekitarku. Menyenangan sekali rasanya. Di rumah aku belum memiliki perangkat komputer. Di sekolah pun aku tidak  mendapat pelajaran tentang komputer. Pengalaman mengenal komputer justru kumulai lewat aplikasi internet.

Pulang sekolah kadang mampir dulu ke warnet yang kala itu sangat berjaya di kompleks sekolahku. Kadang sendirian, kadang bersama teman.


Setelah kelulusan, hampir semua teman-teman dekatku melanjutkan kuliah di luar kota. Untuk alasan inilah aku menggunakan jasa internet lebih  banyak lagi. Selain rajin membuka e-mail dan mencoba-coba membuat account baru di beberapa situs, aku mulai berkenalan dengan MIRC. Layanan chatting yang cukup rumit.  Lalu muncul fasilitas YM dari e-mail yang lebih praktis untuk digunakan. Adalah seorang teman SMU ku, Nathan, yang memperkenalkanku pada aplikasi ICQ. Layanan ini memungkinkanku untuk mengirim SMS lewat internet. Maklumlah, pada waktu itu belum ada HP di tangan, jadi kadang-kadang bisa dimanfaatkan  juga. Baru setelah beberapa lama aku mengetahui bahwa ICQ pun merupakan (atau mungkin menjadi) salah satu situs pertemanan.



Situs pertemanan, Friendster dan Facebook juga diperkenalkan oleh teman SMUku, Darlene—lagi ^^v. Dia invite lewat e-mail. Begitulah, aku memiliki layanan jejaring tersebut. Semasa kuliah, Friendster lebih booming daripada Facebook.



Untuk blogging aku sudah punya sejak jaman kuliah juga, namun aku lupa bagaimana awalnya maka aku  memilih blogspot. Setelah  bertahun-tahun tidak aktif, mulai beberapa waktuini kucoba untuk posting lebih teratur. Dulu blog favorit yang sering kukunjungi adalah milik Josh,teman PIBBI ku. Isinya menarik, sekaligus membuat pengin, karena itu tentang kisah perjalanan travellingnya. Sekarang sudah tidak lagi. Mungkin dia punya blog baru, tapi aku tak tau. Blog yang lain adalah blog milik dosenku dulu waktu kuliah, Ci Mey. Sejak dia memberikan alamatnya, sejak itu aku jadi secret admirer-nya ^^v. menikmati kisah sehari-harinya di sana, dengan keluarganya. Menginspirasi.



Facebook kembali aktif sejak di Semarang [sampai hari ini]. Lalu disusul dengan perkenalanku dengan aplikasi Opera Mini dan E-buddy untuk handphone. Untuk hal ini, adalah Mr. Irawan dan adikku, Andi yang berperan.



Yang terakhir, I have an internet connection at home now. Siapa yang berperan? Arya, temen kerjaku dulu. Awalnya dia nawari paket perdana plus modem [setelah beberapa kali sebelumya juga sudah memberi informasi yang terkait dengan modem dkk,]. Tak terlalu tertarik, tapi akhirnya aku putuskan untuk menerima tawarannya. Dan jadilah sekarang bisa online di layar yang lebih lebar dari HP yang sebelumnya biasa kupakai.



Buat pribadi-pribadi yang membagikan hal-hal tersebut, aku ucapkan, “Terima Kasih” Thank you for being my agents ^^v

Friday, September 24, 2010

Tidy up the messy day




Went down from my bed later that I used to, it was 5.30 a.m.
Delivered to school by my brother as he always does faithfully
Friday morning walk with colleagues and students with less words, more in silence with the breeze, sunlight, and fresh air..
The students triggered smiles. Their enthusiasm, students’ being less noisy as they use to. Their greetings, jokes and smiles; couldn’t keep my lips from smiling. They have the sense more than the imagined one..
Went to the wrong building. DPU has been moved, and I didn’t notice it. At least I met a kind person telling me that I was wrong.
Thank God for this  is Friday. A short day work. Went home earlier with some public transports. Some patience needed, not too long in fact.
Coming home as the 1st person—rarely happen. Met my baby cousin, lying on bed smiling and moving his body joyfully. What a pleasure!
Opened the door.. straightly rushed to my room.
I slept from 1 to 4. It’s great, no one disturbed, not my bro, nor my mom, not the others even they entered my room.
Took some time at bed..then had shower with cold water..
Didn’t have lunch, straightly dinner. It was one of my fav. Food, sayur adas made by my mom. Couldn’t taste as delicious as I use to, but it was still nice. Thanks mom..
Opened my laptop, connected to the internet, browsed.. Loaded winamp, put on my headphone… www.christianwoman.com , how can I keep from singing Your name – Chros Tomlin, Skillet piano tribute: Say GoodBye, Better than Drug, chatted…
Messy I was, but got tidy up some…
Few I spoke, more I listened..
Cheos happens, but still under control..
Thanks God for taking care of me..

Wednesday, September 22, 2010

I wanna draw something with YOU…



I am not good at drawing…
At creating pictures…

I am not good at mixing colors…
At making composition…

Though I have no picture yet
I wanna draw something

I don’t have any blue print of my picture
But I still wanna make one

I need guidance
Hands that will direct me to draw

I wanna draw with YOU
Draw something that YOU like
Draw something that pleases YOU
Draw something according to YOUR composition

I wanna draw something with YOU


[about a year ago..]
Another glimpse of care..


Do you know what are these??? 


Yah, betull. Ada lagunya lho, "Gethuk asale sako tela... mata ngantuk iku tambane apa. Gethuk asale saka telo, yen ra pethuk, etine dadi gelo..."


Hari ini dihiasi dengan sebuah perjalanan lagi, a journey of care, let's say like that. Yah ada hubungannya dengan gethuk tadi.


Bersama beberapa bapak dan ibu guru yang lain kami mengadakan 'kunjungan.' 


Tempat pertama yang kami datangi adalah Rumah Sakit DKT. Orang tua dari salah satu teman kami sedang terbaring di sana, untuk sebuah pemulihan. Seingatku aku tak pernah menginjakkan kaki di sini sebelumnya meskipun hampir setiap hari aku melewatinya.Tempat ini berkesan karana aku (menurut ibu) lahir di salah satu kamarnya.  Dalam ruangan yang terbatas itu kami datang, dengan senyum dan sebuah doa yang dipanjatkan bersama-sama. Meski aku tak mengerti isi doanya, tapi aku yakin adalah sebuah harapan yang dipanjatkan dalam doa tersebut bagi kesembuhan, kesehatan bapak ini. Bapak itu tak sendiri, ada orang-orang yang perduli padanya, yang menjaganya di sana. Let God heal him. Amen.


Selanjutnya kami mengantarkan cinderamata bagi salah satu guru yang sekarang pindah tugas ke Jakarta, mengikuti suami. Ya, ada pengorbanan untuk sebuah kebersamaan dan keutuhan keluarga. Dan tanda mata, it;s kind of keepsake; and it's a kind of care.


The next step is near Pasar Kembangsari. Rumah yang lapang, dengan pemandangan sawah tepat di belakang rumah. Suami dan ibu dari teman kami ini baru saja pulih dari sakitnya, pada saat yang bersamaan. Untuk hal ini aku acungi jempol untuk beliau. Dengan kasih dan kepedulian beliau merawat kedua orang terkasihnya. Dan beliau bisa, meskipun tidak mudah, God won't give us something that we can't bear.


Kami mampir sejenak di warung makan prasmanan untuk makan siang. Jadi ingat masa kuliah dan jadi anak kos waktu bekerja dulu. ^^v


Tak membuang waktu, perjalanan pun dilanjutkan...


Kali ini mengunjungi teman kami yang (if I'm not mistaken) putranya baru saja dikhitan.  Beliau belum pulang, jadi kami diterima dengan ramah dan hangat oleh ayah, istri dan putrinya. Ada sedikit perbincangan menarik tentang peran laki-laki dan perempuan. Bahwa pria adalah pemimpin dalam keluarga. Tapi para ibu juga tidak setuju kalau harus 'ikut-ikutan' salah jika suaminya salah. Ada sedikit celetukan tentang poligami juga. Hmmm aku tersenyum, teringat buku yang kubaca, Seven Secret Women Want to Know." Salah satu rahasianya adalah submissiveness, tunduk, patuh. Itulah kunci utama sebagai seorang 'penolong.' Tapi aku juga teringat akan prinsip "otoritas." Hmm.. memahami hubungan antara laki-laki dan perempuan, khususnya dalam keluarga adalah pelajaran seumur hidup. Bersyukur untuk apapun yang boleh aku pelajari sampai saat ini.


Sambil bercakap-cakap, diselingi canda tawa kami menikmati hidangan yang ada. Hidangan special yang disuguhkan adalah rempeyek kacang (sayang aku tidak memfotonya :P). Tadi disajikan  masih hangat. Aku makan satu (remembering acnes :p). Rempeyek ini menarik perhatian, terutama para ibu karena bentuknya yang rapi dengan kacang yang penuh. Ternyata itu adalah produk dari tetangga sebelah :). Lalu ada diakusi kecil tentang bagaimana cara pembuatannya.


Lalu inilah pemandangan yang aku temui pda perjalanan selanjutnya. 







Pemandangan yang hijau, asri dan alami. Sebenarnya sih bukan hal yang baru bagiku. Setiap hari aku juga disuguhi hamparan sawah. Namun tetap saja aku takjub dengan keindahan alam yang alami, apalagi aku belum pernah melalui tempat ini. Ada beberapa ruas jalan yang masih tradisional, berbatu, berlubang, belum diaspal. Oya, temanku mengingatkan aku pada sebuah kosakata yang sudah lama tak kupakai, 'terasiring.' Foto-fotonya  mungkin tak terlalu jelas karena diambil dari dalam mobil, tapi cukup representatif sepertinya.


Setelah melewati medan yang cukup variatif, akhirnya kami sampai di tempat tujuan selanjutnya. We visited a new family member of our friend's family, a cute son ^^v  Aku sempet gendong dia, hmmm.. dan dia ga rewel.. he's so cute, chubby... hehehehe tadi sempet mainan jam tanganku sampai akhirnya aku ambil ketika dia mulai mencoba untuk menggigitnya (tidak boleh ya dik ^^v) 

Rumah yang nyaman... meski belum sempurna [begitu tadi yang diucapkan ibunya]. Sebagian besar masih belum dilapisi keramik. Teringat juga rumah teman kami sebelumnya, aku jadi kepikiran, nanti kalau membangun rumah sendiri... hihihihihihihi.. it would take time, money, energy, and many more... but the best thing is, these would be worth enough if the house be a home ^^v

Oya, kami sangat dimanjakan di sini. Dimulai dengan appetizer es sirup buah, camilan aneka macam, gorengan, jeruk, sampai nasi soto dan sayur adas (sayang untuk yang terakhir kapasitas perutku sudah tidak memungkinkan lagi hehehehe). Betapa tuan rumah selalu berusaha untuk menjadikan tamu mereka sebagai 'raja' dengan pelayanan yang istimewa.. kami kerasan dengan 'hospitality' yang ditunjukkan oleh semua anggota keluarga mereka...
Hmmm...suatu hari teman-temanku akan mengunjungiku juga, dan itu artinya aku akan jadi the host,  must be a good one..
Kamipun pulang melalui jalur berbeda yang lebih baik jalannya, dipandu oleh tuan rumah untuk menunjukkan jalurnya (tuh, nilai plus lagi)
Capai memang... tapi bahagia, dan kenyang tentu saja hehehehehe

Trus apa hubungannya dengan gambar ini??? 
Oya, itu tadi gethuk yang kami beli di jalan... sebagai oleh-oleh untuk orang-orang di rumah ^^v
Laris manis deh. DElicious... 

Hmmm banyak sekali pelajaran sepanjang jalan hari ini...
Thank you so much, Lord, for the lessons.

Aku inget satu kutipan yang kira-kira begini:
"Jangan biarkan seseorang pergi darimu tanpa sebuah perubahan" -- yang positif tentunya. ^^v
We're agent of change 
  

Monday, September 20, 2010

Semarang, 17 September 2010

"Hello, how are you? I'm coming for a visit."  
 

Lunch Time 

It's good to see you here again... 


Still nervous and excited ^^v
 "Bye for now..."
,How many handshakes have you made today?

Libur t’lah usai. The first day back to school. Pagi tadi hujan sempat turun rintik-rintik, “Hmmm… berkat pagi hari,” aku bergumam. Syukurlah itu tak berlangsung lama. Memakai seragam lagi, aku tersenyum. Sepertinya liburan kali ini cukup menaikkan massa tubuh. Senangnya ^^v – selama masih normal dan bajuku berlum kekecilan, I don’t mind.

6. 25 kami (me and my bro’) melaju. Udara dingin tapi segar.

Hari ini penuh dengan jabat tangan.

Kebiasaan jabat tangan dan memberi salam memang dibudayakan di sini. I think many of us would agree that this is a good habit, meski pada awalnya aku juga canggung melakukannya. Ada nilai kepedulian dan kekeluargaan tersirat disana.

Setiap pagi kami (bapak-ibu guru dan karyawan) akan saling menyapa dan menjabat tangan satu dengan yang lain. Yang terasa special adalah ketika berjabat tangan dengan murid-murid. Mereka akan menambahkan cium tangan kepada gurunya. Hal ini dilakukan di pagi hari jika bertemu dengan bapak atau ibu guru. Selain itu, ketika murid-murid akan masuk jam pertama, terlebih dahulu mereka akan berbaris di depan kelas dan menjabat tangan bapak atau ibu guru yang akan mengajar. Jabat tangan akan kembali dilakukan pada jam terakhir, setelah kelas ditutup dengan doa.

Pada awalnya aku canggung. Ya, karena tidak terbiasa dan merasa masih muda tapi sudah dicium tangannya oleh banyak anak (^^v). Seiring berjalannya waktu, aku mulai terbiasa.

Dan hari ini banyak sekali jabat tangan yang terjadi (jadi ingat pelajaran matematika tentang peluang ^^v) mengingat hari ini adalah hari pertama masuk setelah libur Lebaran selama dua minggu kemarin.

Dimulai dengan senyum salam sapa dengan bapak-ibu guru dan karyawan rekan kerjaku (ditambah dengan cipika-cipiki khusus untuk putri). Ada senyum yang menghiasi wajah-wajah disertai ucapan tulus dari bibir, “Mohon maaf lahir batin” atau “Minal aidin wal faizin” (hopefully it’s not wrong).

Pukul 7 pagi, anak-anak berbaris di lapangan untuk apel. Sementara itu bapak ibu guru dan karyawan berdiri berjajar sepanjang teras di depan koperasi siswa sampai ruang BK, bersiap-siap menerima jabat tangan dari seluruh siswa. Setelah beberapa sambutan dan doa, maka dimulailah prosesi tersebut.

Wah, panjang sekali… sekitar 750 anak… Yah anggap saja latihan nanti buat cara pernikahanku suatu hari nanti [^^]. Aku mencoba untuk tetap tersenyum, sambil sesekali menyapa nama-nama anak yang aku ingat (selama lima bulan di sini memang belum terlalu banyak yang bisa kuhafalkan, but the number isn’t too bad. Apalagi ada name tag yang tertempel di baju mereka-cukup membantu).

Entah berapa menit yang dibutuhkan, aku tak sempat menghitungnya. Ternyata tak secapai yang kubayangkan sebelumnya. Syukurlah.

Setelah itu, kembali lagi berjabat tangan dengan bapak-ibu guru (putaran kedua—lagipula ada yang tadi pagi belum hehehehe)

Jabat tangan pun masih berlanjut pada jam-jam berikutnya. Ada acara ramah tamah (halal bihalal) keluarga besar SMPN 2 dengan beberapa tamu undangan. Tentu saja ada jabat tangan lagi ^^v

How many handshakes I have made today? So many. 800 times maybe, or maybe more ^^v

Jabat tangan yang tulus dan sungguh-sungguh. Tak akan kita tahu seberapa besar perubahan yang bisa terjadi dengan sebuah jabat tangan..

Let me 'shake' your hand and say, “It’s great to see you here.”

Saturday, September 18, 2010

catching a glimpse of you

Kemarin sebuah perjalanan pendek kulalui bersama sahabatku, Ms. Efi. Diawali dengan duduk sekitar 2 jam di dalam bis kecil di tengah kepadatan lalu lalang kendaraan bermotor. Panas sih, tapi dengan siapa kita melewatinya cukup menghembuskan angin segar :) Hmmm... ada rasa senang ketika turun dari bis. Lima bulan tak menginjakkan kaki di sana cukup membuatku canggung. Angkot orange nomer 8 sudah menanti kami.

Tak sampai lima menit kami sudah berada di pusat perbelanjaan yang dulunya adalah tempat kami biasa berbelanja. Ada sesuatu yang perlu dibeli. Biasanya kami berada di sana cukup lama, putar sana putar sini, pilih ini pilih itu. Tapi tidak untuk hari ini. Fokus pada tujuan. Akhirnya untuk pertama kalinya kami makan di food courtnya. Mie Siomay by Istana Mie plus segelas lemon tea - tong dji. Sebagai catatan, ternyata sambalnya punya efek panas yang muncul beberapa puluh menit kemudian (but thanks God everything was allright C:).

Taksi ATLAS mengantar kami ke tujuan utama. (taksi oh taksi...) Rute yang dulu biasa kami lewati setiap hari... banjir kanal di sebelah kanan, ruko-ruko di sebelah kiri... and there we arrived. Warna gedung itu berubah... sebagian besar jadi biru.

WE WERE EXCITED
Tempat dimana kami biasa menghabiskan sebagian waktu kami setiap hari. Bersama teman-teman, bersama murid-murid...

Menginjak lantai yang sama... dimulailah senyum, jabat tangan, pelukan dan sapaan yang sangat akrab bagiku.. dan akhir-akhir ini kurindukan :)

tak cukup kata-kata untuk menggambarkannya.

wajah-wajah yang penuh energi, semangat, kasih...

Ada perubahan kutemukan; teman-teman anggota baru dengan setelan hitam putih, teman-teman dari UPH dengan stelan jas almamaternya, teman-teman yang dikaruniai buah kandungan, anak-anak yang semakin tinggi, yang rambutnya jadi lebih panjang atau lebih lurus, yang semakin keren dengan model rambut cepaknya. Betapa menyenangkannya melihat dan ikut merasakan kabar-kabar baik itu.

Dan ekspresi yang kutangkap; ada sedikit keterkejutan, ada raut bahagia (kalo aku ga ke ge-er an ;P). Spontanitas yang lebih dari apa yang dapat aku bayangkan.. Entahlah apa sukacitaku bertemu mereka tergambar di muka melo-ku ini, but I was excited.

Ruang guru yang semakin bertambah populasinya, ruang TU masih dengan tumpukan kertas di sana sini, ruang principal yang lapang dengan beberapa anak yang mengunjungi, lab komputer dengan deretan PC-nya dan ruang-ruang kelas yang masih dihiasi kreativitas anak-anak.. the similar pictures drawn in my mind.

Canda tawa sejenak bersama anak-anak seperti sesendok madu yang kuminum pagi sebelumnya, manis dan memberi semangat..

Dan berada di antara teman-teman dalam DE lalu berdiri di depan, laksana sebutir sango**** yang kutelan pagi itu juga (xixixixixixix). Memberi vitamin jiwa.. Sebentuk cinta yang tetap termeterai pada hatiku.

Tetapi untuk segala sesuatu ada masanya..
sebaris pantun lamapun tetap cocok diungkapkan "kalau ada sumur di ladang boleh kita menumpang mandi, kalau ada umurku panjang boleh kita berjumpa lagi." Ada harapan yang tersurat dan tersirat. Biarlah Tuhan membuat segalanya indah.

Langit yang tadinya cerah dengan kehangatan sindar mataharinya sore itu diganti dengan awan pekat yang akhirnya menjatuhkan titik-titik hujannya tepat ketika kami beranjak pulang.. Mmembonceng teman yang begitu besar availability-nya di bulan-bulan terakhirku di sana (huehuehuehue), aku menuju rumah Ms. Laga. Di bawah rintik-rintik hujan yang dengan cepat berubah menjadi lebat kami melaju. Belum hafal jalan, akhirnya kami dan Bu Dina berhenti di sebuah tenda soto kosong. Syukurlah rupanya kami berhenti di mulut gang yang tepat.

Sisterhood time. Mengeringkan rambut dan celana, menyantap makanan kecil dan kue-kue, dan bercerita tentu saja. Menanti hujan mereda. Ada canda tawa, ada semangat, ada harapan, ada banyak hal (dengan sifat bakmi yang kami punya apapun jadi deh).

Setengah enam (selalu terasa cepat sekali) kami beranjak. Untuk pulang.

Di balik kaca angkot, di balik kaca bis aku banyak berdiam. Menikmati segalanya. Jalan-jalan yang dilewati, langit malam yang memayungi, lampu-lampu yang bersinar, aku merindukan kalian...

Bis pun melenggang di jalanan yang tenang.. Perjalanan yang singkat. Tak masalah panjangnya, lamanya, tapi dengan siapa melewatinya.

Thanks God for that beautiful day You've given.
See you again Semarang..