Color of Earth
Mataku langsung excited ketika menemukan buku bertajuk WARNA TANAH. Bukan karena judulnya, tapi karena tertulis: Kim Dong Hwa. Ini adalah novel grafis – jenis buku yang belum pernah aku beli. Kim Dong Hwa kukenal lewat novel grafis Chicken Soup; Pelajaran Berharga, Hadiah Terindah dan Perjalanan Ajaib.
Satu cerita yang sangat lekat di ingatanku adalah sebuah kisah tentang seorang pemudi yang mencari-cari buku favoritnya, Little Prince [I like this, too] yang sudah lama hilang ketika pindahan rumah. Dia mencari ke sana kemari sampai akhirnya menemukannya di sebuah perpustakaan atau toko buku second hand [sedikit lupa J ]. Meski sangat bersukacita, pemudi tadi tidak jadi membelinya kembali karena menemukan perjalanan yang telah dilalui oleh buku itu dari satu tangan ke tangan yang lain.
Melewati lembaran demi lembaran dalam Warna Tanah ini sejujurnya tak seperti yang kupikirkan sebelumnya, namun tetap saja ada sesuatu yang bisa didapat dari dalamnya.
Warna Tanah adalah buku pertama dari trilogy warna – Kim Dong Hwa: Warna Air dan Warna Surga. Warna Tanah bertutur tentang kisah Ehwa bersama dengan sang ibu yang adalah seorang pemilik kedai minum dengan tamu yang mayoritas para lelaki. Hubungan yang erat diantara keduanya sangat jelas tergambar dalam buku ini; mereka saling terbuka, mengungkapkan perasaan dan kerinduan hatinya satu sama lain. Episode ini menceritakan perjalanan Ehwa sebagai gadis berusia 7 tahun yang terus bertumbuh baik jasmani maupun pikiran, dilengkapi dengan kisah cinta belianya terhadap seorang biksu muda dan putra pemilik kebun buah di desanya.
Novel grafis ini juga sebuah cerminan bahwa wanita tak dapat dipisahkan dari bunga. Ada beberapa bunga yang dimunculkan di sini dengan makna yang cukup dalam; bunga labu, tiger lily dan kamelia.
Kisah hidup adalah kisah cinta. Sangat menyenangkan untuk membaca kisah-kisah tersebut dari berbagai budaya dan latar belakang; salah satunya dari Korea, seperti yang dikisahkan di sini.
No comments:
Post a Comment