Cermin

Lama kutatap reflektor ini

Menyimak setiap sudut

Meneliti setiap celah

Dan menyelami relungnya

Gambar diri itu terlukis di sana

TUHAN

Beri aku kemampuan

Untuk tidak selalu menjejalinya

Dengan keuhan, air mata dan umpatan

Tapi lebih banyak mendengarkan

Ketika ia berujar dan mengingatkan

Sampai kusadari benar

Karya-Mu dalamku

Ketika citra diri itu terpancar

Dan membayang keluar

Menyusun Puzzle

Permainan puzzle sudah kukenal sejak kecil. Dimulai dengan pola yang paling sederhana, hanya tiga atau empat potong kepingan yang membentuk gambar binatang atau bunga hingga ke pola yang lebih rumit dengan gambar yang lebih kompleks tingkat kesulitannya. Ada kepuasan tersendiri ketika akhirnya gambar itu dapat diselesaikan; ketika semua lekukan dan sudut bertemu dengan posisi yang tepat. Suatu gambar akhirnya dapat dinikmati dengan utuh. Namun, untuk mencapai itu diperlukan ketekunan, ketelitian, kecermatan serta kesabaran dalam menyatukan potongan-potongan kecil penyusunnya. Hal ini akan sedikit lebih sulit apabila pada awal penyusunan belum diketahui pola atau gambar akhir yang nantinya akan dihasilkan oleh potongan-potongan gambar tersebut. Tak jarang susunan itu harus dirombak kembali ketika terjadi kesalahan.

Mencari makna kehidupan adalah seperti menyusun kepingan-kepingan gambar dalam sebuah puzzle. Selama hidup kita terus belajar, memperlengkapi diri dengan pengetahuan, pengertian dan hal-hal baru. Dengan kata lain, kita menyusun potongan-potongan puzzle kehidupan.

Ada beberapa hal yang bisa dijadikan pertimbangan. Pertama, ini berkaitan dengan paradigma atau pandangan kita. Kita bisa memilih untuk menyusun kehidupan kita dengan empat, delapan, tiga puluh dua atau seratus potong kepingan, bahkan lebih. Semua itu terserah kita. Akhirnya, ketika sudah merasa ‘cukup’ dengan satu puzzle yang tersusun dari empat potongan gambar saja, kita juga akan mendapat gambar tentang kehidupan seperti seorang anak TK yang baru saja berhasil menyusun puzzle pertamanya yang bergambar salah satu binatang yang lucu. Namun, ketika kita membuka pandangan kita dengan memperbanyak jumlah potongan untuk disusun, hasil yang kita capaipun akan lebih bervariasi, detail dan kompleks; mungkin seperti sebuah lukisan yang menggambarkan keramaian pawai tahun baru. Tentu saja, untuk pilihan yang kedua ini terselip satu konsekuensi besar. Semakin banyak kepingan yang ingin disusun, semakin banyak waktu, kesabaran, ketekunan dan ketelitian yang dibutuhkan.

Kedua, ini berkaitan dengan hakikat puzzle itu sendiri. Suatu kepingan tak akan berarti apa-apa bila tidak disatukan dengan kepingan yang lain, karena puzzle adalah sebuah relationship; hubungan. Ketika kepingan-kepingan yang belum bermakna itu dipertemukan melalui benang-benang merah yang menghubungkannya, maka terbentuklah suatu gambaran yang utuh. Semua bagian saling melengkapi. Semua bagian memiliki peran yang tak tergantikan oleh yang lain. Demikianlah, setiap pribadi membawa kepingan-kepingan itu; entah satu, dua, tiga, atau lebih. Ketika pribadi-pribadi bertemu dalam berbagai hubungan, saat itulah bergulir kesempatan untuk menyusun sebagian puzzle kehidupan. Mau atau tidak, semua itu terserah pada pilihan masing-masing.

Demikianlah puzzle kehidupan dibentuk.

Memilih untuk menyusun sebuah puzzle

yang biasa-biasa saja atau yang luar biasa

adalah sebuah pilihan yang tidak perlu dipaksakan,

karena semua itu ada konsekuensinya.

SUN WITH LOVE

the power is down

the light is vanished

getting dark

and limp

and cold

only turbulence

covering

lost

trapped

exhausted

the sun

the vigour

the radiance

the glowing of warmth

gently

definitely

HE is the SUN

SUN with LOVE

[NA]

An e-mail from a friend

Hi Ke, how’s everything?

You know, your last question has pushed my brain to work harder than usual ^_^. I have been thinking about that term so called “being successful as a human being” for several days and this night I’m coming to share my idea. Then, all you have to do is just sit and read all the words written on the screen!!!! ;p

OK! Let’s start. If I have to describe that term in one word, I’ll choose the word BALANCE. Yup, that’s the key word.

There is an illustration I got from my lecturer and I think it would describe balance deeper. You know that there are some different shapes of triangle (please remember your math ^_^), such as scalene triangle, equilateral triangle, isosceles triangle and right angle triangle. Now, let’s consider the equilateral triangle. We know that its three sides are in the same length as well as its angles (sixty degrees each). OK! Let’s insert our topic there. Being successful as a human being is “being an equilateral triangle-person.” What does it mean?

There are three major parts of human life, i.e., himself/herself, other people and God. When we are able to put those three parts in balance, we are actually successful in life. Remember that those three parts are inseparable, aren’t they? Put yourselves on one angle, God on the other and other people on the rest. If we can put them on the equilateral triangle, we would have harmony (BALANCE) in our relationship (look at the same length of the sides). One thing to add, did you notice that equilateral triangles are choose to support bridges? The reason is because of its strength-related to its shape-. The same with us, when we can be “equilateral triangle-people,” we’ll acquire a strong character as well.

Still want to continue . . . . . .

I still have some words to say.

Success is like a journey, as life itself is a journey (isn’t it?). We won’t tell that we are a successful student only by holding a university certificate, right? Success is not only determined by the achievement or the goal, but how we reach it. It means the process of reaching the destination. And again, I will say BALANCE. In what way? How we balance our perspective towards our past, present and future. No present without past, and no future without present (agree?). What is called present today will be called past tomorrow. In other words, we need to appreciate our first step and our endeavor (which may full of struggle, pain, tears, and laughter) that have brought us into what we are today. On the other hand, since there is no term of STOP in success, we have to open our mind, appreciate what we get today and keep working for a better future by exploring our talents. Don’t forget to dream.

BTW, I still have an additional thing to add [hope you’re not getting bored ;)]

BALANCE again. In this case, the balance of IQ and EQ, the balance of left and right hemisphere of the brain. This harmony will lead us to be successful as a human being (again -_-). I have a quote from Swami Sivananda, “Put your heart, mind, intellect and soul even to your smallest act. This is the secret of success.” Get it? Yup, I think heart and soul refer to EQ, while mind and intellect refer to IQ (please correct me if I’m wrong).

He..he..he..he... I think I’ve shared much (I hope not too much). Ups, before I forget -- of course it is not easy to reach such kind of balance in our life. Therefore, it depends on us to deal with that condition.

Okay Ke, I think that’s all I can share. I hope it will be helpful for your paper (keep on working!!). Anyway, how about others? Do they have different opinions? How about yourselves? Don’t forget to tell me later in your e-mail.

See you soon.

GBU!

Lv,

R’