Saturday, April 28, 2007

serupa tapi ngga sama


dia harus semakin besar, aku harus semakin kecil

tidak sama dengan:

aku harus semakin kecil, dia harus semakin besar


agak bingung juga waktu membacanya,

tapi ada sedikit penggambaran juga


yang paling penting dan bener:

dia harus semakin besar dan aku harus semakin kecil

karena memang begitu tertulisnya



Tuesday, April 24, 2007

kartini dan surat


satu hal yang membuatku merasa dekat dengan tokoh emansipasi wanita ini adalah: surat

yah, karena beliau dan aku sama-sama suka menulis surat :)

membaca surat-suratnya dalam buku habis gelap terbitlah terang, membawaku untuk coba memahami pemikiran, pergumulan dan kerinduan beliau

patut dikagumi bahwa dalam usia yang se’pantaran’ denganku—bahkan lebih muda- serentetan pemikiran yang ‘besar’ sudah muncul

maka akupun bertanya, “sudahkah aku mengoptimalkan apa yang ada dalam diriku ini untuk menjadi berkat buat orang lain dan diri sendiri, sebagai ucapan syukur?”

jawabku, “ masih jauh dari maksimal.”

karena itu, “berusahalah lebih giat dan tekun, supaya bisa menjadi surat terbuka bagi sesama yang membaca!”


thank’s for being my guardian angels”


dear friends,

though you have no wings, you’re able to lift me up when I’m weak so that I won’t fall

I’ve been blessed since I know you

your presence, your words and encouragement have helped me to sustain throughout life.

thank you.

dalam tidurku…”


tidur….

istirahat

penyegaran

pengembalian energi

rajut mimpi

pemurnian hati

jembatan toleransi”

Dalam sebuah hubungan, baik antara dua orang atau lebih, nampaknya tidak mungkin bagi seseorang untuk menyenangkan semua pihak.

Beda kepala beda ide, beda keinginan, beda karakter, dsb.

Itulah pentingnya toleransi.

Boleh saja kita berusaha untuk tidak mengecewakan orang lain, namun mungkin saja satu kali kita gagal.

Itu sangatlah wajar, karena apa yang ada di luar kita berada di luar kendali kita juga.

Yang penting adalah melakukan yang terbaik yang kita bisa berdasarkan prinsip dan kepercayaan kita—nilai-nilai yang kita yakini.

Dan mengenai toleransi, kitapun perlu menerapkan prinsip, “mengasihi orang lain seperti diri sendiri.”

Artinya toleransi yang seimbang: baik toleransi terhadap orang lain, maupun toleransi terhadap diri sendiri.

Terlalu idealis? Terlalu utopis? Mungkin.

Tapi, bila kita bisa mengejarnya untuk sesuatu yang lebih baik, kenapa enggal?

Ketika orang lain mengecewakan kita,

Atau ketika orang lain merasa kecewa karena kita,

Itulah saat dimana toleransi perlu dibentangkan layaknya sebuah jembatan.

Cukupkah kita memiliki kebesaran hati untuk itu??


Saturday, April 07, 2007

"melestarikan kebudayaan"

budaya bisa langgeng karena diturunkan
ada generasi yang mau melestarikannya

tapi
apa semua "budaya", "kebiasaan" atau apalah namanya itu
perlu diturunkan???

miris,
ketika tersadar bahwa budaya kekerasan itu begitu kuat mendarah daging di negeriku

miris...

Wednesday, April 04, 2007

aku ingin jadi pecanduMu

ijinkan kucecap sedikit dari nikmatMu
pengalamaman pertama yang mengikatku
menjadikanku ketagihan
sebuah sensasi yang menggairahkan
selaksa pesona yang memabukkan
yang membuatku ingin terus tinggal bersamaMu

Tuhan, ijinkan aku jadi pecanduMU
"ruang rindu"

tak bersekat dan tak berdinding batu
teritori itu hanya tercipta untukku
"transfer energi"

tak dapat dicipta
tak bisa dimusnahkan
berubah bentuik
mengalir
meradiasi
hakikat energi

pernahkah terasa alirannya memenuhi?
pernahkah terasa sensasinya?
pernahkah kita mentransfernya?
menjadi mediumnya?